KAYU ARO KAYA WISATA
NEGERI Kayu Aro bisa ditempuh dalam tempo satu jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Sungai Penuh. Jalannya berkelok-kelok, namun mulus . Perkampungan penduduk yang rapat di sepanjang jalan membuat perjalanan menuju kawasan perkebunan teh itu tidak terasa lama dan tidak membosankan.
Hamparan kebun teh tampak hijau tepat di kaki Gunung Kerinci yang diliputi kabut tipis saat rombongan Press Tour Kerinci Explorer 2010 berkunjung ke sana, 27 Oktober lalu. Tegur sapa yang ramah dan senyum manis masyarakatnya merupakan pesona tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kayu Aro.
Hembusan angin sejuk membuat perasaan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sejumlah wartawan yang mengikuti press tour terlihat tersenyum gembira sambil tak henti-hentinya melemparkan pandangan ke sekeliling kawasan perkebunan teh. Ribuan pohon kayu manis (cassiavera) tampak berjejer menghiasi lereng bukit. Aroma khas kayu manis begitu kentara tercium.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, Ir Didi Wuryanto yang ikut berkunjung bersama Kabid Pemasaran, Ir Guntur, Kayu Aro merupakan objek wisata alam dan wisata pertanian (agro-wisata). Disbudpar ingin lebih mengenalkan Kayu Aro pada wisatawan luar.
Guna mewujudkan impian itu, disbudpar akan berupaya memaksimalkan sarana dan prasarana menuju Kayu Aro, terutama prasarana jalan agar Kayu Aro dapat ditempuh dengan cepat dan nyaman. Selain itu disbudpar juga akan memperbaiki dan menambah sarana penunjang lainnya. “Yang penting ada keseriusan ingin mengelola objek wisata ini,” ujar Didi menjawab infojambi.com.
Didi mengungkapkan, turis yang datang ke Kerinci, khususnya Kayu Aro, ingin melihat langsung kegiatan masyarakat setempat. Mereka ingin menikmati kentang rebus segar yang dipetik langsung dari kebun. Turis asing juga ingin merasakan memetik cabe bersama penduduk, bahkan ikut naik pedati dihela kerbau mengangkut hasil pertanian sambil menghirup udara segar.
Wisata seperti itu kini sudah menjadi trend. Sekembalinya berwisata turis bisa membawa oleh-oleh edukasi, dan menceritakan pengalamannya selama di Kerinci kepada teman dan keluarga di negaranya. “Pengalaman itu akan dijadikan bahan perbandingan untuk saint di sektor pendidikan mereka. Karena itu mari bersama-sama kita bangun pariwisata di Bumi Sakti Alam Kerinci,” ujar Didi.
Agro-wisata di kawasan Kayu Aro dapat dijumpai di Desa Gunung Labu. Di desa yang suasana alamnya sangat sejuk dan segar itu mayoritas penduduknya bermata-pencaharian sebagai petani kentang, cabe, lobak (kol), tomat dan beragam komoditi pertanian lainnya. Selain itu juga ada peternak sapi potong dan sapi perah.
Ratusan hektar lahan pertanian yang terhampar menghijau membuat mata sejuk memandang. Buah cabe merah yang warnanya merah segar dengan kwalitas baik menjadi daya tarik sendiri. Melihat ranumnya buah tomat dan lobak yang siap panen membuat tangan gatal ingin memetiknya.
Camat Kayu Aro, Ir Yalkatni, menyatakan, masyarakat Desa Gunung Labu yang 90 persen petani siap menyambut kedatangan para wisatawan ke daerah mereka. “Saya juga sudah intruksikan seluruh kades di sini untuk menyambut dan melayani kebutuhan wisatawan,” ungkapnya. (infojambi.com)
laporan : afrizal j toisuta - doddi irawan - izwan sholimin
COURTESY THANKS TO : http://infojambi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar