Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Struktur Hewan
Disusun Oleh :
Kolompok 2
1. Selvia Meliza
2. Oki Praminto
3. Leni Sartika
4. Eka Merdawati
5. Rina Oktaviani
6. Jakio Umar
7. Evvy Nurlind Sukara
8. Roza Elpera
9. Lisa Yulentina
10. Mu’arif
11. Geor
Dosen Pembimbing : Titik Ivoriantika, S.Pt
KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan ridho Allah lah pemakalah diberi kesempatan dan kesehatan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah Struktur Hewan tepat pada waktunya.
Pemakalah mengambil judul “Sistem Pencernaan” dengan dasar-dasar pemikiran dari buku-buku yang di susun pemakalah, sehingga pembaca akan mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari makalah ini.
Pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini, baik berupa bantuan moril maupun bantuan materil.
Harapan pemakalah kedepan, semoga makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pembaca.
Pemakalah menyadari sebagai manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf, pemakalah sangat mengarapkan kritik dan saran kepada pembaca, demi kesempurnaan makalah ini untuk masa-masa yang akan datang.
Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Sungai Penuh, 20 April 2011
Pemakalah
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
BAB II Pembahasan
1. Saluran Pencernaan
A. Mulut
B. Farink
C. Esofagus
D. Lambung
E. Intestinum
2. Kelenjar Pencernaan
A. Hati
B. Pankreas
BAB III Penutup
a. Kesimpulan
b. Kritik dan Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan adanya evolusi organisme multiseluler telah mengalami perkembangan struktur dan fungsi khusus berbagai organ. Disatu sisi, perkembangan ini dapat meringankan tugas sel, namun di sisi lain evolusi menimbulkan masalah baru, yakni hewan harus mampu menyediakan energi dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kondisi homeostatis.
Energi yang dibutuhkan hewan dapat dicukupi dari makanan. Akan tetapi makanan yang masuk ke tubuh hewan sering sekali dalam ukuran yang terlalu besar dan sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat langsung digunakan.
Hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pencernaan makanan ada beberapa organ yang berperan diantaranya organ yang berperan pada saluran pencernaan dan organ yang berperan pada kelenjar pencernaan.
Untuk itu kita dapat memahami struktur organ pencernaan pada bermacam-macam hewan, yang pada umumnya terdiri dari dua bagian utama, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mampu menjelaskan fungsi secara umum sistem pencernaan.
2. Mampu menjelaskan berbagai organ yang terkait dalam sistem pencernaan.
3. Mampu menjelaskan persamaan dan perbedaan struktur organ pencernaan pada berbagai macam hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pencernaan terdiri dari dua bahagian pokok, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Fungsinya adalah untuk memasukkan makanan ke dalam tubuh, mencerna, mengabsorbsi, dan membuang sisa makanan yang tidak tercerna. Makanan diperlukan karena merupakan sumber energi, sumber bahan pembangun untuk tumbuh, memerbaiki bagian yang rusak, hasil sekresi, sumber vitamin dan mineral.
Saluran pencernaan merupakan suatu tabung yang jarang lurus, tetapi berkelok-kelok atau melingkar-lingkar, dimulai dari mulut dan berakhir di anus atau kloaka. Bagian utama dari saluran pencernaan adalah mulut, farink, esofagus, lambung, dan usus.
Selain saluran pencernaan terdapat juga kelenjar pencernaan. Ada kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan dan ada juga yang terdapat di luar saluran pencernaan, seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
Gambar 1: Sistem Pencernaan
1. Saluran Pencernaan
A. Mulut
Bibir dan pipi yang berotot terdapat pada kebanyakan mamalia dan merupakan adaptasi untuk aktivitas menghisap. Didalam mulut terdapat struktur tambahan, seperti gigi dan lidah. Pada pisces, gigi tersebar luas, melekat pada tulang rahang, platinum dan lengkung insang. Pada amphibia dan reptilia terdapat pula tulang vomer, palatinum, pterigoid dan kadang-kadang pada tulang arasfenoid di samping pada tulang. Pada buaya gigi terbatas pada rahang-rahangnya saja, seperti ada mamalia. Hanya pada mamalia terdapat jumlah gigi yang tertentu untuk suatu spesies.
Hewan vertebrata sampai reptilia mengalami pergantian gigi yang berulang kali disebut geligi polyphyodont. Mamalia mempunyai dua set geligi yang disebut diphyodont, yakni geligi susu dan geligi permanen.
Gigi melekat pada tulang rahang dengan berbagai macam cara, antara lain:
Acrodont; gigi dapat melekat pada puncak tulang rahang, seperti pada katak.
Pleurodont; gigi dapat melekat pada sisi median tulang rahang.
Thecodont; gigi dapat melekat dengan perentaraan akar gigi pad sebuah atau beberapa lekukan tulang rahang (alveoli), seperti pada bangsa buaya dan mamalia.
Gambar 2: Jenis Gigi Berdasarkan Pelekatnya Pada Rahang
Gigi berdasarkan morfologinya dibedakan atas dua, yaitu:
Homodont; bila semua gigi memiliki bentuk yang sama kecuali ukuranya.
Heterodont; Hanya pada mamalia gigi memperlihatkan perbedaan morfologi sesuai dengan fungsinya. Terdapatlah berbagai jenis gigi seperti gigi seri (incisivum), gigi geraham (premolar), dan gigi geraham sejati (molar).
a. Gigi Seri (Incisivum)
Gigi seri berfungsi untuk memotong. Pada redontia gigi seri terus tumbuh seumur hidupnya dengan enamel yang hanya dibentuk di bagian antareor. Karena enamel hanya lebih keras dari dentin, maka akan lebih lambat aus. Akibatnya gigi berbentuk seperti tatah. Gading gajah merupakan modifikasi gigi seri.
b. Gigi Taring (Caninus)
Gigi taring sangat baik pertumbuhannya pada bangsa karnivora, yang berfungsi untukmengoyak mangsanya. Gading walrus adalah modifikasi gigi taring. Pada rodentia gigi taring tidak terdapat, karena itu terbentuk suatu rongga antara gigi seri dengan gigi geraham (premolar) yang disebut diastema.
c. Gigi Geraham dan Geraham Sejati (Premolar dan Molar)
Berfungsi untuk melumatkan makanan. Gigi molar tidak pernah didahului oleh gigi susu. Karena jumlah gigi tertentu untuk masing-masing spesies mamalia, maka untuk setiap spesies terdapat rumus gigi. Rumus gigi dibuat berdasarkan jumlah jenis gigi yang terdapat pada setengah rahang atas dan setengah rahang bawah.
Gambar 3: Jenis Gigi Berdasarkan Morfologinya
Pada ikan dan amphibia, lidah lidah merupakan peninggian dasar farink dan disebut “lidah primer”. Lidah “sejati” merupakan kantung mukosa yang berisikan otot. Lidah berfungsi untuk menangkap atau menghimpun makanan, membantu dalam proses menelan, dan pada manusia untuk berbicara. Pada mamalia lidah diletakkan pada dasar rongga mulut oleh suatu ligamen yang disebut frenulum.
Permukaan lidah pada banyak amniota, termasuk burung dan mamalia, mempunyai papilla berbentuk seperti rambut, sisik, atau seerti duri-duri yang menanduk.
Selain lidah juga terdapat kelenjar mulut. Tetropoda memiliki kelenjar mulut yang multiseluler Mengsekresikan sekret yang berair atau pekat karena mengandung lendir, enzim ptylai, toksin atau substansi lainnya. Cairan yang dihasilkan kelenjar oral disebut saliva ( ludah).
Kelenjar mulut biasanya diberi nama sesuai dengan lokasinya. Kelenjar labia terdapat di bibir, bermuara di vestubulum mulut di dasar bibir. Kelenjar intermaksila atau internasal terdapat dekat dengan premaksila; pada katak merupakan agregasi dari kelenjar kecil-kecil, yang berjumlah sampai dengan 25 buah, dan masing-masing bermuara di rongga mulut. Sekretnya seperti pelekat , yang menyebabkan serangga dapet melekat di lidah katak. Kelenjar sublingua terdapat di bawah lidah. Pada heloderma kelenjar ini menggetahkan toksin. Sedangkan kelenjar bisa pada ular adalah kelenjar latinum yang bemuara di dasar gigi maksila yang mempunyai alur atau saluran. Kelenjar submaksila atau kelenjar submandibula bermuara dibelakang gigi incisivum yang di bawah. Kelenjar parotid ada mamalia merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan ptyalin. (Gambar 4)
B. Farink
Pada ikan farink berfungsisebagai organ respirasi. Pada amniota, farink merupakan bagian usus depan yang terletak langsung antarior dari esofagus. Dapat dijumpai adanya glotiss, lubang saluran Eustachius dan lubang yang membuka ke esofagus. Karena adanya langit-langit lunak pada mamaliafarink terdiri atas orofarink ventral dari langit-langit lunak; nasofarink, dorsal dari langit-langit lunak; dan laringofarink, bagian farink yang dekat dengan kepala larink dan esofagus (Gambar 5).
Mulai dari reptilia, suatu kutub rawan yag disebut epigotis terdapat menutupi glotis. Pada waktu menelan larink didorong ke depan agar menempel pada epiglotis, dengan demikian makanan atau cairan tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
Gambar 4: Rongga Mulut, Terdapat Beberapa Kelenjar
Gambar 5: Farink
C. Esofagus
Esofagus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak diantara farink dan lambung, dan sangat berotot. Bagian kranialnya terdiri atas otot bergris melintang, makain ke arah posteriol jumlah sel otot olosnya makin banyak untuk kemudian terdiri sepenuhnya dari otot polos. Walaupun demikian otot bergaris melintang dapat dijumpai hingga dinding lambung, terutama hewan yang memamabiak.
Struktur Jaringan Saluran Pencernaan
Pada dasarnya struktur umum jaringan sama panjang saluran tersebut. Terdiri atas lapisan:
Mukosa merupakan lapisan pokok yang aling dalam. Terdiri atas suatu eitelium, lamina propria (jaringan ikat), dan muscularis mucosae (otot polos). Epitelnya dapat berlapis-banyak ipih atau berlapis tunggal silindris dengan dengan sel-sel ganda yang menghasilkan lendir. Tergantung pada wilayah saluran pencernaan terdapat kelenjar multiseluler yang mengsekresikan getah pencernaan. Juluran-juluran mukosa yang disebut villi sering tampak, demikian pula mikrovilli pada apeks sel epitel yang berfungsi untuk memperluas permukaan.
Submukosa Meruakan laisan jaringan ikat padat. Di dalam lapisan tersebut dapat dijumpai saraf, saluran darah, dan saluran limf yang besar-besar, noduli limf serta ganglia dari sistem saraf parasimpatis. Bagian sekretoris kelenjar pencernaan juga dapat mencapai laisan ini.
Muskularis eksterna terdiri atas otot polos yang susunannya melingkar (sebelah dalam) dan memanjang di sebelah luar. Penyelarasan kerja antara kedua lapisan ini menghasilkan gerakan peristaltik.
Sedangkan lapisan yang aling luar adalah serosa yang terdiri atas suatu jaringan jaringan ikat di sebelah dalam dan suatu epitelium selapis pipih di sebelah luar.
Gambar 6: Struktur Sayatan Melintang Saluran Pencernaan Makanan Yang Memperlihatkan Struktur Histologi Umum.
D. Lambung
Lambung terletak antara esofagus dan intestinum juga sangat berotot. Berfungsi untuk menampung makanan dan melumatnya, serta menghasilkan enzim-enzim pencernaan tertentu. Lambung berakhirkan suatu sfinkter pilorus. Pada burung pemakan biji-bijian, Lambung di bagi menjadi dua wilayah, yakni Proventikulus yang menghasilkan enzim pencernaan dan ventrikulus (gizzard) yang merupakan lambung otot yang berfungsi memaserasi makanan (gambar 7).
Gambar 7:
Tembolok, Esofagus, dan Lambung Burung Pemakan Biji-bijian
Lambung mamalia dapat juga terdiri atas beberapa wilayah, seperti ruminansia. Sesudah rumput dikunyah dengan singkat di mulut kemudian ditelan dan rumput masuk ke dalam lambung yang disebut rumen. Di sini terjadi pencernaan dengan bantuan bakteri . Dari rumen makanan masuk ke dalam retikulum dan dibuat bulatan-bulatan (bolus), untuk kemudian dikembalikan ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah makanan lumat di telan kembali dan makanan masuk ke dalam omasum untuk selanjutnya ke obomasum dan dicerna oleh enzim-enzim pencernaan (gambar 8).
Gambar 8: Lambung Hewan Memamabiak.
E. Intestinum
Merupakan saluran pencernaan yang terdapat antara lambung dan kloaka atau anus. Pada ikan relatif lurus, sedangkan padda tetropoda panjang dan berkelok-kelok untuk memperluas permukaan penyerapan (absorbsi).
Dedenum merupakan bagian utama intestinum. Menerima saluran pembuangan dari hati dan pankreas. Mengandung kelenjar yang khas untuk dedenum yaitu yaitu kelenjar Brunner pada manusia. Di bagian seterusnya dari usus halus berlangsung proses pencernaan dan penyerapan (absorbsi). Kelenjar uniseluler dan multiseluler tubuler banyak terdapat di dalam dinding intestinum. Pada mamalia bagian usus halus setelah duodenum dibagi dalam wilayah jejenum dan ileum berdasarkan bentuk villinya (gambar 9). Karena villi berfungsi untuk memperluas permukaan absorbsi (gambar 10).
Pada amphibia usus besar lurus dan pendek. Pada reptil, burung dan mamalia usus besar dapat dibagi menjadi kolon dan rektum.
Gambar 9: Intestinum
Gambar: 10 Villi dan Mikrovilli Dalam Usus Halus
2. Kelenjar Pencernaan
A. Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Hati berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa.
Hati terbagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis. Di dalam hati terdapat kelenjar empedu dan pembuluh darah yang dipersatukan oleh selaput tipis yang disebut Kapsula Gilson (gambar 11)
Gambar 11. Anatomi hati
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal sebagai lobulus. Lobulus yaitu susunan heksagonal (persegi enam) jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral (gambar 12).
Komponen utama struktural hati adalah sel–sel hati atau hepatosit. Hepatosit tersusun di antara sinusoid-sinusoid dalam lempeng yang tebalnya dua lapis sel, sehingga setiap tepi lateral berhadapan dengan darah sinusoid. Vena sentral dari semua lobulus hati menyatu untuk membentuk vena hepatika yang akan menyalurkan darah keluar dari hati (Gambar 13).
Gambar 12: Potongan melintang lobulus hati
Gambar 13: Skematis Struktur Hati
Setiap tepi luar lobulus terdapat tiga pembuluh yaitu cabang arteri hepatika, cabang vena porta dan duktus biliaris. Darah dari cabang-cabang arteri hepatica dan vena porta tersebut mengalir dari perifer lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar yang disebut sinusoid, dimana terdapat di antara barisan sel-sel hati ke vena sentral (gambar 14). Sel-sel kupfer melapisi bagian dalam sinusoid dan menghancurkan sel darah merah yang telah tua serta bakteri yang lewat bersama darah.
Empedu ditampung dalam kantung empedu dan dihubungkan peda pembuluh empedu bersama oleh ductus sistikus. Sedangkan fungsi dari kontung empedu adalah untuk menyimpan empedu dan memekatnya.
Gambar 14: Struktur Sel Hati
B. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari), dan bentuknya memanjang.
Pankreas terdiri atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian eksorin menghasilkan enzim pencernaan, seperti lipase, tripsin dan amilase. Sedangkan bagian endokrin menghasilkan hormon insulin dan glukogan.
Bagian endokrin dari pankreas adalah pulau-pulau langerhan. Sedangkan bagian eksikrinnya adalah asini pankreas. Pankreas merupakan kelenjar asiner bercabang majemuk. Jumlah saluran pembuangannya dapat bervariasi, satu atau du berhubungan dengan duktus koledokus atau duodenum (gambar 15).
Gambar 15: Struktur Pankreas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan terdiri dari dua bahagian pokok, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Bagian utama dari saluran pencernaan adalah mulut, farink, esofagus, lambung, dan usus. Untuk kelenjar pencernaan, ada kelenjar yang terdapat di dalam dinding saluran pencernaan dan ada juga yang terdapat di luar saluran pencernaan, seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
Untuk mendapatkan energi, hewan harus mencerna makanan terlebih dahulu untuk dapat memanfaatkan energi yang terkandung di dalamnya. Adapun organ yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah organ pencernaan, yang dimulai dari mulut dan berakhir di anus/kloaka.
B. Kritik Dan Saran
Dalam penulisan makalah ini, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf, penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam pemaparannya. Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mencari referensi-referensi lain guna meningkatkan pemahaman dan kesempurnaan makalah ini untuk masa-masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Suntoro, Susilo Handari & Nyoman Puniawati Soesilo. 2008. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan Bidang Biologi; Struktur Dan Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Helendra. 2004. Struktur Hewan. Padang: Universitas Negeri Padang
Campbell, A. Neil. 2004. Biologi ed. 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Villee, A. Claude dkk. 1999. Zoologi Umum ed. 6 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Anonim. 2008. Sistem Pencernaan. (online): http://andriansaputra.multiply.com/journal/item/16/Sistem_pencernaan Diakses Tanggal 18 April 2011
Anonim. Tanpa Tahun. Sistem Pencernaan. (online): http://anatomikita.blogspot.com/2009/05/sistem-pencernaan.html Diakses Tanggal 18 April 2011
Aris Purnomo. Tanpa Tahun. Anatomi Dan Fisiologi Mulut, Farink dan Esofagus. (online): http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-pencernaan-atas Diakses Tanggal 18 April 2011
Anonim. Tanpa Tahun. Pencernaan Pada Manusia. (online): http://agunggenilangit.blogspot.com/2009_10_11_archive.html Diakses Tanggal 18 April 2011
Anonim. Tanpa Tahun. Struktur Hati. (online): http://www.ekskresi.co.cc/2010/12/hati.html Diakses Tanggal 18 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar