OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa
Daftar isi
[sembunyikan]
* 1 Klasifikasi
o 1.1 Osteoporosis primer
o 1.2 Osteoporosis sekunder
* 2 Penyebab
* 3 Gejala
* 4 Diagnosa
* 5 Patogenesis
* 6 Pengobatan
* 7 Pencegahan
* 8 Epidemiologi
o 8.1 Fraktur Panggul
o 8.2 Fraktur Vertebral
o 8.3 Fraktur Pergelangan Tangan
o 8.4 Fraktur Tulang Rusuk
* 9 Lihat pula
* 10 Pranala luar
* 11 Referensi
[sunting] Klasifikasi
[sunting] Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
[sunting] Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
* Cushing's disease
* Hyperthyroidism
* Hyperparathyroidism
* Hypogonadism
* Kelainan hepar
* Kegagalan ginjal kronis
* Kurang gerak
* Kebiasaan minum alkohol
* Pemakai obat-obatan/corticosteroid
* Kelebihan kafein
* Merokok
[sunting] Penyebab
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
[sunting] Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
[sunting] Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:
* wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis
* penderita yang diagnosisnya belum pasti
* penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.
[sunting] Patogenesis
Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963.[1] Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.[2]
[sunting] Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
* mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
* meningkatakan
* mengurangi angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
[sunting] Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi:
* Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup
* Melakukan olah raga dengan beban
* Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
[sunting] Epidemiologi
Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
[sunting] Fraktur Panggul
Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. [3] Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.[4]
[sunting] Fraktur Vertebral
Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra. [5]
[sunting] Fraktur Pergelangan Tangan
Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.[3] Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan[4]
[sunting] Fraktur Tulang Rusuk
Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktivitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan mudah apakah individu kemungkinan berisiko.
http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis
Osteoporosis
Mendiagnosa Osteoporosis
X-ray rutin dapat menyingkap osteoporosis tulang, yang tampak jauh lebih tipis dan ringan daripada tulang-tulang normal. Sayangnya, pada saat x-rays dapat mendeteksi osteoporosis, paling sedikit 30% dari tulang telah hilang. Sebagai tambahan, x-rays bukan indikator-indikator yang akurat dari kepadatan tulang. Penampakan tulang pada x-ray seringkali dipengaruhi oleh variasi-variasi dalam derajat paparan dari film x-ray.
The National Osteoporosis Foundation, the American Medical Association, dan organisasi-organisasi medis utama lainnya merekomendasikan dual energy x-ray absorptiometry scan (DXA, sebelumnya dikenal sebagai DEXA) untuk mendiagnosa osteoporosis. DXA mengukur kepadatan tulang pada pinggul dan tulang belakang. Pengujian memakan waktu hanya 5 sampai 15 menit untuk dilakukan, menggunakan sangat sedikit radiasi (kurang dari sepersepuluh sampai seperseratus jumlah yang digunakan pada x-ray dada yang standar), dan cukup tepat.
Kepadatan tulang pasien kemudian dibandingkan pada kepadatan tulang puncak rata-rata dari kaum dewasa muda dari jenis kelamin dan suku bangsa yang sama. Skornya disebut "T score," dan ia menyatakan kepadatan tulang dalam istilah-istilah dari angka penyimpangan standar (standard deviations, SD) dibawah
* Osteoporosis didefinisikan sebagai T score kepadatan tulang dari -2.5 SD atau dibawahnya.
* Osteopenia (antara normal dan osteoporosis) didefinisikan sebagai T score kepadatan tulang antara -1 dan -2.5 SD.
Yang Harus Mempunyai Pengujian Kepadatan Tulang
Petunjuk-petunjuk dari The National Osteoporosis Foundation menyatakan bahwa ada beberapa kelompok-kelompok dari orang-orang yang harus mempertimbangkan pengujian DXA:
* Semua wanita-wanita postmenopause dibawah umur 65 tahun yang mempunyai faktor-faktor risiko untuk osteoporosis;
* Semua wanita-wanita yang berumur 65 tahun dan lebih tua;
* Wanita-wanita postmenopause dengan patah-patah tulang, meskipun ini bukan wajib karena perawatan mungkin dimulai tanpa memperdulikan kepadatan tulang;
* Wanita-wanita dengan kondisi-kondisi medis yang berhubungan dengan osteoporosis. Penyakit-penyakit ini berjumlah lebih dari 50. Dokter perawatan utama dapat menyaring daftar penyakit-penyakit medis pasien untuk membuktikan bahwa salah satu dari kondisi-kondisi ini tidak hadir;
* Wanita-wanita yang keputusan untuk menggunakan obat mungkin dibantu oleh pengujian kepadatan tulang.
Petunjuk-petunjuk dari The National Osteoporosis Foundation menyatakan bahwa pengujian kepadatan tulang tidak perlu dilakukan jika seorang pasien mempunyai patah tulang osteoporosis yang telah diketahui karena kondisinya akan dirawat dengan atau tanpa hasil-hasil kepadatan tulang. Sebagai tambahan, pengujian kepadatan tulang adalah tidak tepat jika seseorang yang menjalani tes tidak bersedia untuk mengambil perawatan apa saja yang berdasarkan pada hasil-hasil. Oleh karenanya, jika pengujian kepadatan tulang dilakukan, ia harus dilakukan pada orang-orang yang bersedia mengambil beberapa aksi spesifik berdasarkan pada hasil-hasil.
Osteoporosis
Merawat Dan Mencegah Osteoporosis
Tujuan dari perawatan osteoporosis adalah pencegahan patah-patah tulang dengan menghentikan kehilangan tulang dan dengan meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Meskipun deteksi awal dan perawatan tepat waktu dari osteoporosis dapat pada hakekatnya mengurangi risiko patah tulang masa depan, tidak satupun dari perawtan-perawatan yang tersedia untuk osteoporosis adalah penyembuhan-penyembuhan sepenuhnya. Dengan kata-kata lain, adalah sulit untuk sepenuhnya membangun kembali tulang yang telah diperlemah oleh osteoporosis. Oleh karenanya, pencegahan dari osteoporosis adalah sama pentingnya seperti perawatan. Tindakan-tindakan perawatan dan pencegahan osteoporosis adalah:
1. Perubahan-perubahan
2. Obat-obat yang menghentikan kehilangan tulang dan meningkatkan kekuatan tulang, seperti alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista), ibandronate (Boniva), calcitonin (Calcimar), dan zoledronate (Reclast);
3. Obat-obat yang meningkatkan pembentukan tulang seperti teriparatide (Forteo).
Perubahan-Perubahan
Latihan, menghentikan sigaret, dan membatasi alkohol
Latihan mempunyai keragaman yang lebar dari efek-efek kesehatan yang menguntungkan. Bagaimanapun, latihan tidak membawa peningkatan-peningkatan yang substansial pada kepadatan tulang. Manfaat dari latihan untuk osteoporosis kebanyakan berhubungan dengan pengurangan risiko jatuh, kemungkinan karena keseimbangan diperbaiki dan/atau kekuatan otot ditingkatkan. Penelitian masih belum menentukan tipe latihan yang mana adalah yang terbaik untuk osteoporosis atau untuk berapa lama. Sampai penelitian telah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kebanyakan dokter-dokter merekomendasikan latihan yang mengangkat berat, seperti berjalan, lebih disukai setiap hari.
Satu kata dari perhatian tentang latihan: adalah penting untuk menghindari latihan-latihan yang dapat melukai tulang-tulang yang telah melemah. Pada pasien-pasien diatas umur 40 tahun dan mereka yang dengan penyakit jantung, kegemukan, diabetes mellitus, dan tekanan darah tinggi, latihan harus diresepkan dan domonitor oleh dokter-dokter mereka. Akhirnya, tingkat-tingkat latihan yang ekstrem (seperti lari marathon) mungkin adalah tidak sehat untuk tulang-tulang. Lari marathon pada wanita-wanita muda yang menjurus pada kehilangan berat badan dan kehilangan periode-periode mens dapat sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
Merokok satu pak sigaret per hari sepanjang kehidupan dewasanya dapat menjurus pada kehilangan 5% sampai 10% dari
Osteoporosis
Terapi Hormon (Terapi Hormon Menopause)
Terapi hormon menopause (sebelumnya dirujuk sebagai terapi penggantian hormon atau hormone replacement therapy atau HRT) telah ditunjukan mencegah kehilangan tulang, meningkatkan kepadatan tulang, dan mencegah patah-patah tulang. Ia bermanfaat dalam pencegahan osteoporosis pada wanita-wanita postmenopause. Estrogen tersedia secara oral (Premarin, Estrace, Estratest, dll) atau sebagai plester kulit (Estraderm, Vivelle, dan lain-lain).
Estrogen juga tersedia dalam kombinasi dengan progesterone sebagai pil-pil dan plester-plester. Progesterone secara rutin diberikan bersama dengan estrogen untuk mencegah kanker kandungan yang mungkin berakibat dari penggunaan estrogen saja. Wanita-wanita yang telah mendapatkan hysterectomy (pengangkatan kandungan secara operasi) boleh meminum estrogen saja. Estrogen yang diberikan melalui hidung dan pil-pil kombinasi berdosis lebih rendah dari estrogen dan progesterone juga sedang dipelajari. Bagaimanapun, karena efek-efek dari terapi hormon menopause yang kurang baik, seperti risiko-risiko yang meningkat dari serangan jantung, stroke, bekuan-bekuan darah pada vena-vena, dan kanker payudara; terapi hormon menopause tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang pada terapi osteoporosis. Agaknya, terapi hormon menopause digunakan jangka pendek untuk membebaskan rasa-rasa panas (hot flashes) menopause.
Setiap wanita perlu untuk mendapatkan diskusi perorangan menyangkut penggantian estrogen dengan dokternya karena setiap wanita akan mempunyai keseimbangan yang berbeda dari risiko dan manfaat yang diharapkan dari terapi hormon.
Osteoporosis
Obat-Obat Yang Mencegah Kehilangan Dan Penguraian Tulang
Sekarang ini, obat-obat yang paling efektif untuk osteoporosis yang disetujui oleh FDA adalah agen-agen anti-resorptive, yang mencegah penguraian tulang. Tulang adalah struktur dinamis yang hidup; ia terus menerus dikeluarkan (resorbed) dan dibentuk kembali. Proses ini adalah bagian yang penting dari mempertahankan tingkat kalsium yang normal dalam darah dan melayani untuk memperbaiki retakan-retakan kecil pada tulang-tulang yang terjadi dengan aktivitas harian yang normal. Osteoporosis berakibat dari waktu ke waktu ketika kecepatan dari pengeluaran tulang melebihi pembentukan kembali tulang. Obat-obat anti-resorptive menghalangi pengeluaran tulang (resorption), jadi memberikan keseimbangan menuju ke pembentukan kembali tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Terapi hormon estrogen menopasuse adalah satu contoh dari agen anti-resorptive. Yang lain-lain termasuk alendronate (Fosamax), risedronate (Actonel), raloxifene (Evista), ibandronate (Boniva), calcitonin (Calcimar), dan zoledronate (Reclast) yang baru-baru ini disetujui.
Bisphosphates
Bisphosphonates mengurangi risiko patah tulang pinggul, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang belakang (spine) pada wanita-wanita osteoporosis postmenopause.
Untuk mengurangi efek-efek sampingan dan untuk memperbesar penyerapan obat, semua bisphosphonates yang diminum secara oral harus diminum pada pagi hari, pada perut yang kosong, tiga puluh menit sebelum makan pagi, dan dengan paling sedikit 8 ounces (240 ml) air (bukan juice). Meminum pil dengan duduk atau berdiri mengecilkan kesempatan-kesempatan tersangkutnya pil di esophagus. Pasien-pasien harus juga tetap tegak untuk paling sedikit 30 menit setelah meminum pil untuk menghindari reflux (pengaliran kembali) dari pil kedalam esophagus. Bisphosphonates intravena yang lebih baru, seperti ibandronate (Boniva) dan zoledronate (Reclast) menghindari persoalan-persoalan pencernaan yang potensial ini.
Makanan, kalsium, suplemen-suplemen besi, vitamin-vitamin dengan mineral-mineral, atau antacid-antacid yang mengandung kalsium, magnesium, atau aluminum dapat mengurangi penyerapan dari bisphosphonates oral, dengan demikian berakibat pada kehilangan keefektifannya. Oleh karenanya, bisphosphonates oral harus diminum dengan air putih saja di pagi hari sebelum makan pagi. Jua, tidak ada makanan atau minuman yang boleh dimakan atau diminum untuk paling sedikit 30 menit setelah itu.
Alendronate (Fosamax)
Alendronate (Fosamax) adalah obat anti-resorptive biphosphonate. Alendronate disetujui untuk pencegahan dan perawatan dari osteoporosis postmenopause serta untuk osteoporosis yang disebabkan oleh obat-obat yang berhubungan dengan cortisone (osteoporosis yang diinduksi oleh glucocorticoid). Alendronate telah ditunjukan meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi patah-patah tulang pada tulang belakang (spine), pinggul-pinggul, dan lengan-lengan. Alendronate diminum melalui mulut sekali seminggu untuk mencegah dan merawat osteoporosis postmenopause. Alendronate adalah obat osteoporosis pertama yang juga disetujui untuk meningkatkan kepadatan tulang pada laki-laki dengan osteoporosis, dalam jadwal dosis harian atau mingguan.
Alendronate umumnya ditolerir dengan baik dengan sedikit efek-efek sampingan. Satu efek sampingan dari alendronate adalah iritasi dari esophagus (pipa makanan yang menghubungkan mulut ke lambung). Peradagan dari esophagus (esophagitis) dan borok-borok dari esophagus jarang telah dilaporkan dengan penggunaan alendronate.
Risedronate (Actonel)
Risedronate (Actonel) adalah obat anti-resorptive bisphosphonate lainnya. Seperti alendronate, obat in disetujui untuk pencegahan dan perawatan dari osteoporosis postmenopause serta unutk osteoporosis yang disebabkan oleh obat-obat yang berhubungan dengan cortisone (osteoporosis yang diinduksi oleh glucocorticoid). Risedronate adalah secara kimia berbeda dari alendronate dan mempunyai kemungkinan lebih kecil menyebabkan iritasi esophagus. Risedronate juga adalah lebih kuat dalam mencegah resorpsi (pengeluaran) dari tulang daripada alendronate.
Ibandronate (Boniva)
Ibandronate (Boniva) adalah bisphosphonate oral untuk pencegahan dan perawatan dari osteoporosis postmenopause. Ia tersedia dalam keduanya formula-formula oral harian dan bulanan serta secara intravena setiap tiga bulan.
Zoledronate (Reclast)
Zoledronate (Reclast) adalah obat anti-resorptive bisphosphonate intravena tahunan yang unik. Formulasi ini tampaknya mempunyai kemampuan penguatan tulang yang sangat baik dengan meningkatkan kepadatan tulang serta pencegahan patah tulang yang signifikan untuk kedua-duanya tulang belakang dan tulang-tulang yang jauh dari tulang belakang. Kenyamanannya seperti diberikan hanya satu kali satu tahun adalah jelas. Seperti dengan semua bisphosphonates, pasien-pasien yang meminum zoledronate (Reclast) harus diisi dengan kalsium dan vitamin D yang cukup sebelum dan setelah meminum obat untuk hasil-hasil yang optimal. Umumnya pasien-pasien diberikan acetaminophen pada hari infusi dan untuk beberapa hari setelahnya untuk mencegah nyeri sendi dan otot yang minor yang sekali-sekali. Infusi belangsung kira-kira 20-30 menit.
Selective estrogen receptor modulators (SERMs)
Raloxifene (Evista)
Raloxifene (Evista) termasuk pada kelompok obat-obat yang disebut selective estrogen receptor modulators (SERMs). SERMs bekerja seperti estrogen pada beberapa jaringan-jaringan namun sebagai anti-estrogen pada jaringan-jaringan lain. SERMs dikembangkan untuk menuai manfaat-manfaat dari estrogen sementara menghindari efek-efek sampingan yang potensial dari estrogen. Jadi, raloxifene dapat beraksi seperti estrogen pada tulang, namun seperti anti-estrogen pada lapisan kandungan (uterus).
SERM pertama yang mecapai pasar adalah tamoxifen, yang menghalangi efek stimulatif dari estrogen pada jaringan payudara. Tamoxifen telah membuktikan bernilai pada wanita-wanita yang telah mendapatkan kanker pada satu payudara dalam mencegah kanker di payudara yang kedua. Raloxifene adalah SERM kedua yang disetujui oleh FDA. Raloxifene telah disetujui untuk pencegahan dan perawatan dari osteoporosis pada wanita-wanita postmenopause. Pada studi tiga tahun yang melibatkan 600 wanita-wanita postmenopause, raloxifene ditemukan meningkatkan kepadatan tulang dan menurunkan kolesterol LDL, sementara tidak mempunyai efek stimulatif pada lapisan kandungan (yang berarti tidak mungkin menyebabkan kanker kandungan).
Karena efek-efek anti-estrogennya, efek-efek sampingan yang paling umum dengan raloxifene adalah serangan-serangan panas (hot flashes) . Berlawanan dengannya, karena efek-efek estrogennya, raloxifene meningkatkan risiko bekuan-bekuan darah, termasuk deep vein thrombosis (DVT) dan pulmonary embolism (bekuan-bekuan darah dalam paru). Peningkatan yang paling besar dalam risiko terjadi selama 4 bulan pertama penggunaan. Pasien-pasien yang memakai raloxifene harus menghindari periode-periode yang berkepanjangan dari ketidakbergerakan selama perjalanan, ketika bekuan-bekuan darah lebih mudah terjadi. Risiko deep vein thrombosis dengan raloxifene kemungkinan dapat dibandingkan pada yang dari estrogen, kira-kira 2 sampai 3 kali lebih tinggi daripada angka kejadian rendah yang umum. Raloxifene mengurangi risiko dari patah-patah tulang belakang pada wanita-wanita postmenopause dengan osteoporosis, namun mafaat dalam mengurangi risiko patah tulang pinggul masih belum diketahui. (Satu-satunya agen yang secara definitif terbukti mengurangi risiko patah tulag pinggul adalah bisphosphonates).
Calcitonin (Calcimar, Miacalcin)
Calcitonin (Calcimar, Miacalcin) adalah hormon yang telah disetujui oleh FDA di Amerika untuk merawat osteoporosis. Calcitonins datang dari beberapa jenis hewan, namun salmon calcitonin adalah satu yang paling luas digunakan. Calcitonin dapat dimasukan sebagai suntikan dibawah kulit (subcutaneously) atau kedalam otot (intramuscularly), atau dihirup melalui hidung (intranasally). Intranasal calcitonin adalah yang paling nyaman dari ketiga metode-metode.
Calcitonin telah ditunjukan mencegah kehilangan tulang pada wanita-wanita postmenopause. Pada wanita-wanita dengan osteoporosis yang telah ditegakkan, calcitonin telah ditunjukan meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang hanya pada tulang belakang.
Calcitonin tidak seefektif dalam meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang seperti estrogen dan agen-agen anti-resorptive lainnya. Sebagai tambahan, ia tidak seefektif dalam mengurangi risiko patah tulang belakang, dan masih belum dibuktikan efektif dalam mengurangi risiko patah tulang pinggul. Oleh karenanya, calcitonin bukanlah pilihan pertama perawatan pada wanita-wanita dengan osteoporosis yang telah ditegakkan. Meskipun demikian, calcitonin adalah perawatan osteoporosis alternatif yang bermanfaat untuk pasien-pasien yang tidak dapat mentolerir obat-obat lain.
Efek-efek sampingan umum dari calcitonin yang disuntikan atau spray hidung adalah mual dan rasa panas. Pasien-pasien yang menggunakan Miacalcin Nasal Spray dapat mengembangkan iritasi-iritasi hidung, hidung yang meler, atau perdarahan hidung. Calcitonin yang disuntikan dapat menyebakan kemerahan kulit lokal di tempat suntikan, ruam kulit, dan flushing.
Teriparatide (Forteo)
Teriparatide (Forteo) adalah versi sintetik dari hormon manusia, hormon paratiroid, yang membantu mengatur metabolisme kalsium. Ia memajukan pertumbuhan tulang-tulang baru, sementara obat-obat osteoporosis lain memperbaiki kepadatan tulang dengan menghalangi resorpsi (pengeluaran) tulang. Teriparatide (Forteo) disuntikan sendiri kedalam kulit. Karena keamanan jangka panjang masih belum ditegakkan, ia hanya disetujui oleh FDA untuk penggunaan 24 bulan. Ia mengurangi patah-patah tulang belakang pada wanita-wanita dengan osteoporosis yang dketahui, namun pengurangan risiko patah tulang pinggul sekarang ini tidak terbukti.
Osteoporosis
Pencegahan Osteoporosis Yang Disebabkan Oleh Corticosteroids Jangka Panjang
Penggunaan jangka panjang dari corticosteroids (seperti Prednisone, Cortisone, dan Prednisolone) dapat menjurus pada osteoporosis. Corticosteroids menyebabkan pengurangan penyerapan kalsium dari usus-usus, meningkatkan kehilangan kalsium dari ginjal-ginjal, dan meningkatkan kehilangan kalsium dari tulang-tulang. Untuk mencegah kehilangan tulang ketika pada corticosteroids jangka panjang, pasien-pasien harus:
1. Mempunyai pemasukan kalsium (1000 mg per hari jika premenopause, 1500 mg per hari jika postmenopause) dan vitamin D yang cukup. (Kalsium sendirian atau digabungkan dengan vitamin D tidak dapat disandarkan untuk mencegah kehilangan tulang dari corticosteroids kecuali obat-obat resep lain ditambahkan).
2. Mendiskusikan dengan dokter penggunaan dari alendronate atau risedronate, kedua darinya telah disetujui untuk pencegahan dan perawatan osteoporosis yang diinduksi oleh corticosteroid.
3. Pasien-pasien yang berangkat pada corticosteroids jangka panjang harus mendiskusikan dengan dokter mereka scan kepadatan tulang DXA sebelum memulai terapi dan pengamatan yang saksama untuk osteoporosis selama terapi.
Pengamatan Terapi Osteoporosis
Kontroversi dari pengujian kepadatan tulang pada pasien-pasien yang telah meminum obat osteoporosis
Asosiasi medis Amerika dan organisasi-organisasi medis bereputasi lainnya telah menentukan bahwa mengulang pengujian kepadatan tulang (DXA scans) tidak diindikasikan dalam mengamati perawatan atau pencegahan osteoporosis pada basis yang rutin. Adalah secara ilmiah prematur (gegabah) untuk mengukur kepadatan tulang sebagai cara mengamati pengobatan-pengobatan osteoporosis. Dokter-dokter hanya tidak tahu bagaimana menggunakan pengukuran-pengukuran kepadatan tulang yang berulang ini selama terapi. Beberapa dari sebab-sebab yang paling penting adalah:
1. Kepadatan tulang berubah begitu perlahan dengan perawatan sehingga perubahan-perubahan adalah lebih kecil daripada kesalahan pengukuran dari mesin. Dengan kata-kata lain, scans DXA yang berulangkali tidak dapat membedakan antara peningkatan yang benar pada kepadatan tulang yang disebabkan oleh perawatan atau semata-mata variasi dalam pengukuran dari mesin sendiri.
2. Tujuan sejati dari perawatan osteoporosis adalah untuk mengurangi patah-patah tulang masa depan. Tidak ada korelasi yang baik antara peningkatan-peningkatan dalam kepadatan tulang dengan pengurangan-pengurangan dalam risiko-risiko patah tulang dengan perawatan. Contohya, alendronate telah ditunjukan mengurangi risiko patah tulang sebesar 50%, namun hanya meningkatkan kepadatan tulang sebesar beberapa persen. Faktanya, kebanyakan dari pengurangan patah tulang dengan raloxifene tidak dijelaskan oleh efek-efek raloxifene pada kepadatan mineral tulang.
3. Satu pengukuran kepadatan yang diambil selama perawatan tidak akan membantu dokter merencanakan atau memodifikasi perawatan. Contohnya, bahkan jika DXA scan menunjukan perburukan yang terus menerus pada kepadatan tulang selama perawatan, tidak ada data penelitian yang menunjukan bahwa merubah obat, mengkombinasikan obat-obat, atau menggandakan dosis-dosis obat akan aman dan berguna dalam mengurangi risiko patah-patah tulang masa depan.
4. Catatan yang penting, bakan jika kepadatan tulang memburuk selama perawatan, adalah sangat mungkin bahwa pasien akan telah kehilangan bahkan lebih banyak kepadatan tulang tanpa perawatan.
5. Penelitian baru-baru ini telah menunjukan bahwa wanita-wanita yang kehilangan kepadatan tulang setelah tahun pertama terapi hormon menopause akan mendapatkan kepadatan tulang pada dua tahun berikutnya, sedangkan wanita-wanita yang mendapatkan pada tahun pertama akan cenderung kehilangan kepadatan pada dua tahun terapi berikutnya. Oleh karenanya, kepadatan tulang selama perawatan secara alamiah berfluktuasi dan ini mungkin tidak relevan pada perlindungan patah tulang dari obat.
Untuk semua sebab-sebab ini, mungkin kedengarannya mengejutkan untuk banyak orang-orang (dan bahkan beberapa dokter-dokter), memeriksa kembali kepadatan tulang samasekali tidak sama seperti memeriksa tekanan darah selama perawatan dari tekanan darah tinggi (hipertensi). Pengujian kepadatan tulang rutin selama perawatan kemungkinannya adalah tidak bermanfaat. Di masa depan, bagaimanapun, jika penelitian yang sedang berjalan membawa teknologi yang baru atau terapi-terapi yang baru, keputusan-keputusan pengujian akan dengan jelas berubah.
Pencegahan Kepatahan-Kepatahan Tulang Pinggul Pada Orang-Orang Tua Dengan Osteoporosis
FDA telah menyetujui pakaian-pakaian pelindung pinggul untuk pencegahan patah-patah tulang pinggul pada kaum tua dengan osteoporosis yang diketahui. Nama-nama merek tersedia termasuk Hipsaver dan Safehip. Ini dapat bermanfaat untuk pasien-pasien terpilih yang berada di lingkungan rumah perawatan, meskipun tingkat sejati dari perlindungan terhadap patah-patah tulang pinggul yang diperoleh dengan penggunaan pelindung-pelindung pinggul sekarang ini adalah persoalan kontroversi.
SUMBER : http://www.totalkesehatananda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar