Perkebunan Teh Kayu Aro, Tertua di Tanah Air dan Terluas di Dunia
HIMPALAUNAS.COM, JAMBI- Daerah Kerinci ditetapkan sebagai sebuah Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi. Daerah yang mempunyai 11 Kecamatan dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh ini memiliki luas 4.200 km2.
Propinsi ini mempunyai daerah dataran tinggi yang indah, tepatnya di kecamatan Kayu Aro. Kawasan ini kaya sekali akan panorama yang sangat menakjubkan,di sini juga terdapat Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).
Tak hanya menjadi gerbang untuk pendaki, salah satu daya tariknya yang terkenal sejak jaman dahulu adalah
Kebun Teh Kayu Aro.
Perkebunan Teh Kayoe Aro dirintis antara tahun 1925 hingga 1928 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA). Selain dikenal sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia,perkebunan seluas 3.020 hektar merupakan perkebunan teh dalam satu hamparan
terluas di dunia.
Selain itu, dengan ketinggian 1.400-1.600 meter dpl Kebun Teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertinggi ke dua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000 m dpl).
“Hingga kini perkebunan tersebut masih dikelolah dengan baik oleh masyarakat sekitar Kayu Aro yang sebagian besar berprofesi petani kebun teh,” cetus Ibu Ukasih, istri pemilik homestay Paiman saat ditemui HIMPALAUNAS.COM pada(18/9).
Pengawasan kualitas yang tinggi, mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh,
pengolahan di pabrik, hingga pengemasan hingga pengiriman, teh produksi PT Perkebunan Nusantara VI
(PTPN VI) ini menyandang nama harum sebagai teh dengan kualitas terbaik di dunia.
Aromanya yang khas serta kualitas prima, sebagian besar teh produksi PTPN VI ini diekspor ke manca negara, salah satunya Negara Belanda. Menurut sejarah, sejak turun menurun Ratu Belanda (Ratu Beatrix)
sangat menyukai Teh Kayu Aro ini.
Sehabis jalan kurang lebih dari 12 jam rasa penat seakan-akan hilang setelah melihat hamparan kebun
teh yang sangat luas tersebut
” Terlintas dalam pikiran gimana enaknya teh hasil produksi itu, rugi rasanya kalau teh ini tidak dibeli sekedar buah tangan atau dikonsumsi bersama keluarga dan sahabat,” itu tutur Agus Yulianto yang baru-baru ini mendaki gunung Kerinci.
Pada tahun 1998 perkebunan dan pengolahan teh Kayu Aro telah dikembangkan sebagai tujuan wisata
yang banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara yang merupakan satu kawasan dari jajaran
TNKS .(egi/fri)
Sumber :
http://www.himpalaunas.com/artikel/destinasi/2010/09/28/perkebunan-teh-kayu-aro-tertua-di-tanah-air-dan-terluas-di-dunia
Propinsi ini mempunyai daerah dataran tinggi yang indah, tepatnya di kecamatan Kayu Aro. Kawasan ini kaya sekali akan panorama yang sangat menakjubkan,di sini juga terdapat Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS).
Tak hanya menjadi gerbang untuk pendaki, salah satu daya tariknya yang terkenal sejak jaman dahulu adalah
Kebun Teh Kayu Aro.
Perkebunan Teh Kayoe Aro dirintis antara tahun 1925 hingga 1928 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA). Selain dikenal sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia,perkebunan seluas 3.020 hektar merupakan perkebunan teh dalam satu hamparan
terluas di dunia.
Selain itu, dengan ketinggian 1.400-1.600 meter dpl Kebun Teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertinggi ke dua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000 m dpl).
“Hingga kini perkebunan tersebut masih dikelolah dengan baik oleh masyarakat sekitar Kayu Aro yang sebagian besar berprofesi petani kebun teh,” cetus Ibu Ukasih, istri pemilik homestay Paiman saat ditemui HIMPALAUNAS.COM pada(18/9).
Pengawasan kualitas yang tinggi, mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh,
pengolahan di pabrik, hingga pengemasan hingga pengiriman, teh produksi PT Perkebunan Nusantara VI
(PTPN VI) ini menyandang nama harum sebagai teh dengan kualitas terbaik di dunia.
Aromanya yang khas serta kualitas prima, sebagian besar teh produksi PTPN VI ini diekspor ke manca negara, salah satunya Negara Belanda. Menurut sejarah, sejak turun menurun Ratu Belanda (Ratu Beatrix)
sangat menyukai Teh Kayu Aro ini.
Sehabis jalan kurang lebih dari 12 jam rasa penat seakan-akan hilang setelah melihat hamparan kebun
teh yang sangat luas tersebut
” Terlintas dalam pikiran gimana enaknya teh hasil produksi itu, rugi rasanya kalau teh ini tidak dibeli sekedar buah tangan atau dikonsumsi bersama keluarga dan sahabat,” itu tutur Agus Yulianto yang baru-baru ini mendaki gunung Kerinci.
Pada tahun 1998 perkebunan dan pengolahan teh Kayu Aro telah dikembangkan sebagai tujuan wisata
yang banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara yang merupakan satu kawasan dari jajaran
TNKS .(egi/fri)
Sumber :
http://www.himpalaunas.com/artikel/destinasi/2010/09/28/perkebunan-teh-kayu-aro-tertua-di-tanah-air-dan-terluas-di-dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar