Seven Summits, Petualangan Menggapai Atap-Atap Dunia
Pendakian gunung ( hiking ) adalah sebuah pencarian sensasi yang tak pernah habis. Para pecinta alam dan pendaki gunung dunia melakukan pendakian dengan kegilaan mereka masing-masing. Contohnya pendaki legendaris asal Jepang, mendiang Naomi Uemura dengan aksi gilanya mendaki Gunung McKinley, puncak tertinggi di Amerika Utara, sendirian ! Atau aksi pendaki gunung tempo doeloe asal Soviet, Choka Aslanovich Zalihanov, yang katanya mencapai puncak Elbrus, puncak tertinggi di Eropa, pada umur 110 tahun ! Ckckckck.
Kali ini, kita akan membahas mengenai tantangan terbesar bagi semua pendaki gunung dunia, Seven Summits.
Pada tahun 1956, seorang tentara asal AS bernama William Hackett mencapai puncak Mont Blanc (4.810 mdpl). Saat itulah ia menemukan ide untuk melakukan pendakian untuk mencapai puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua, yang populer dengan nama Seven Summits. Ide Hackett itu direalisasikan oleh seorang kaya asal Texas, AS bernama Dick Bass, yang berhasil menyelesaikan pendakian tujuh puncak dunia, yaitu Everest (8.850 mdpl) di Asia, Aconcagua (6.958 mdpl) di Amerika Selatan, McKinley (6.193 mdpl) di Amerika Utara, Kilimanjaro (5.894 mdpl) di Afrika, Elbrus (5.641 mdpl) di Eropa, Vinson Massif (4.897 mdpl) di Antartika, dan Kosciusko (2.228 mdpl) di Australia / Oseania.
Namun. prestasi yang dicapai oleh Bass ini ditentang oleh seorang pendaki asal Italia, Reinhold Messner. Menurut Messner, puncak tertinggi di lempeng benua Australia dan Oseania bukanlah Kosciusko, melainkan Carstenz Pyramid (4.848 mdpl), yang berada di Irian Jaya, Indonesia. Revisi oleh Messner ini kemudian dikenal dengan nama "Messner List" , yang kemudian menjadi populer di dunia. Seven Summits versi Messner pertama kali diselesaikan oleh seorang pendaki asal Kanada, Patrick Morrow, tanggal 7 Mei 1986, kemudian disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 3 Desember 1986.
Reinhold Messner |
Indonesia, sebagai pemilik salah satu puncak tertinggi dunia, yaitu Carstenz Pyramid, tidak mau kalah dengan pendaki-pendaki dari negara lain. Mapala UI, sebagai salah satu organisasi pecinta alam tertua di Indonesia telah memiliki program ekspedisi ke tujuh puncak-puncak tertinggi dunia. Sejak tahun 1972 hingga tahun 1993, mereka telah merintis pendakian seven summits. Dari puncak Cartenz, Mckinley, Kilimanjaro, Elbrus dan terakhir Aconcagua yang telah didaki pada tahun 1993. Sebelumnya pada tahun 1992 mereka sebetulnya telah mengadakan ekspedisi, namun terjadi musibah.
Aconcagua, sebagai puncak tertinggi diantara jajaran pegunungan Andes, dikenal sebagai gunung dengan keadaan cuaca yang sulit diprediksi. Badai salju dapat datang dengan tiba-tiba dan dapat berlangsung selama beberapa hari. Gunung tersebut merenggut nyawa Norman Edwin dan Didiek Samsu, dua pendaki asal Indonesia, yang saat itu sedang menjalankan ekspedisi kedua ke Aconcagua, pada tanggal 21 Maret 1992.
Alm Norman Edwin, salah satu korban Aconcagua |
Peggy Foster, seorang pengajar yang merintis program pendakiannya untuk menjadi pendaki seven sumiits wanita Kanada pertama. Pendakian seven summits pertamanya dimulai pada tahun 1997 dalam pendakian gunung Aconcagua. Pada tahun 1998 ia menjadi angota tim National Geographic Expedition pada pendakian gunung Peche peche di Peru. Tahun 2000 ia menjadi anggota tim dalam ekspedisi pembuatan film IMAX di Antartika.
Pendakian seven summitnya ia lanjutkan dengan mendaki Kilimanjaro dan pada tahun 2001 mendaki gunung Elbrus. Tahun 2001 ia mencoba mendaki McKinley di Alaska namun gagal akibat cuaca buruk. Ditahun yang sama ia mencapai Vinson Massif. Pada tahun 2002 ini ia akan mencoba kembali mendaki McKinley dan Cartenz, kemudian ditahun 2003 ia akan mendaki Everest.
Lain halnya dengan Peggy, Seorang pendaki asal Amerika Serikat bernama Jeff Mathy juga sedang menjalani program seven summits. Tidak itu saja, pemuda yang bertempat tinggal di California ini juga ia mencoba memecahkan rekor dunia sebagai pendaki seven summits termuda dengan umur 23 tahun. Hal istimewa dalam pendakian ini adalah Jeff menghindari kontroversi teori dari seven summits itu sendiri, sehingga ia mendaki delapan puncak termasuk Kosciusko di Australia.
Pencarian sensasi petualangan dari pendakian gunung dunia belum berakhir. Selain seven summits, timbul ide lagi untuk program pendakian “ Volcanic seven summits “. Dengan menargetkan puncak gunung berapi tertinggi di tujuh benua di bumi. Memang, pencarian sensasi itu tidak pernah selesai . . .
Sumber:
ajigudboy.wordpress.com
7PuncakDunia.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar